|
Menu Close Menu

Ratusan Ibu-ibu Gabungan Istri Prajurit TNI dan Polri, Disosialisasi Deteksi Kanker Sejak Dini (SADARI)

Senin, 29 Juli 2019 | 20.07 WIB

POLICENEWS.ID Banyumas - Ratusan ibu-ibu anggota Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto Daerah D terdiri dari anggota Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, Jalasenastri Lanal Cilacap dan PIA Ardya Garini Lanud Jenderal Soedirman Purbalingga, dan anggota Bhayangkari dari SPN Purwokerto Polda Jawa Tengah dan Bhayangkari Polres Banyumas, ikuti Sosialisasi Deteksi Kanker Sejak Dini (SADARI), Senin (29/7/2019) di Aula Reconfu Polres Banyumas, Purwokerto, Banyumas. 

Sosialisasi Deteksi Kanker Sejak Dini (SADARI) ini, digelar dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKBI) Ke-67 Tahun 2019 Polres Banyumas dengan mengambil tema "Kenali Bahaya Kanker Payudara Sejak Dini, dengan menghadirkan narasumber Ny. Linda Amalia Sari Agum Gumelar (Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia) dan Dr. Hardina Sabrida, Mars dari RS Kanker Dharmais Jakarta. Selain dihadiri para anggota dan pengurus ketiga organisasi kewanitaan dari tiga matra TNI yang tergabung dalam Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto dan Bhayangkari SPN Purwokerto serta Polres Banyumas, tampak pula Ketua Dharma Pertiwi Koorcab Purwokerto Daerah D yang juga selaku Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Koorcab Rem 071 PD IV/Diponegoro, Ny. Anita Dani Wardhana, Ny. Menik Salamun, Ketua Jalasenastri Lanal Cilacap, Ketua PIA Ardya Garini Lanud Jenderal Soedirman Purbalingga, Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Cabang XXVI Dim 0701/Banyumas, Ketua Bhayangkari SPN Purwokerto dan Polres Banyumas, serta para anggota Polwan Polres Banyumas. 

Ny. Linda Amalia Sari Agum Gumelar dalam penyampaiannya mengawali sosialisasinya menyampaikan merasa terharu dengan kegiatan tersebut. "Inilah yang menjadi mimpi saya untuk dapat mewujudkan sinergitas TNI-Polri. Saya bangga, karena ibu-ibu Persit dan Bhayangkari bisa duduk bersama dalam forum ini. TNI-Polri merupakan pilar penjaga NKRI dan ibu-ibu mempunyai peranan didalamnya untuk mendampingi suami selama berdinas", ungkapnya. 

Menurutnya, kanker payudara merupakan hal yang sangat berbahaya. "Saya pernah didiagnosis terkena kanker payudara, dengan diperiksakan dan menjalani pengobatan dokter, Alhamdulillah, saya bisa sembuh", terangnya. 

Ia katakan bahwa, visi YKPI pada tahun 2030 Indonesia bebas kanker payudara. Oleh karenanya kita harus melakukan pencegahan sedini mungkin agar tidak berakibat fatal pada diri kita. Ia juga menghimbau kepada hadirin bila ada yang terdiagnosa kanker payudara agar segera memeriksakan diri ke dokter, dan untuk memberikan dukungan semangat sembuh kepada penderita. 

Sementara itu, Dr. Hardina Sabrida, Mars menyampaikan kanker merupakan penyakit tidak menular yang telah menjadi masalah kesehatan utama baik di dunia maupun di Indonesia. Kanker paru, hati, perut, kolorektal, dan kanker payudara merupakan penyebab terbesar kematian setiap tahunnya. Saat ini, kanker payudara menjadi jenis kanker yang sangat menakutkan bagi perempuan di seluruh dunia termasuk Indonesia. 

Kanker payudara adalah tumor ganas yang terbentuk dari sel-sel payudara yang tumbuh dan berkembang tanpa terkendali sehingga dapat menyebar di antara jaringan atau organ di dekat payudara atau ke bagian tubuh lainnya.
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) merupakan upaya untuk mendeteksi dini kanker payudara yang sering dianjurkan untuk setiap wanita. Tindakan ini sangat penting karena hampir 85% benjolan di payudara ditemukan oleh penderita sendiri.

SADARI mudah dilakukan, tidak menimbulkan rasa sakit, tidak menimbulkan kerusakan jaringan dan dapat mendeteksi tumor sekecil apapun. Permasalahan yang ada ialah masih kurangnya kesadaran wanita khususnya ibu-ibu rumah tangga berusia produktif untuk melakukan SADARI. Hal ini disebabkan karena minimnya pengetahuan mengenai pencegahan tersebut.

"Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan sikap wanita terutama kelompok ibu-ibu rumah tangga usia produktif untuk melakukan SADARI, maka YKPI melakukan penyuluhan kesehatan tentang kanker payudara dan langkah-langkah pencegahan", ungkapnya. 

Adapun langkah-langkah SADARI yaitu berdiri tegak di depan cermin mengangkat kedua tangan dan perhatikan apakah ada kemerahan atau bengkak di payudara, kemudian letakkan kedua tangan di pinggang dan perhatikan kembali payudara apabila ada yang tidak normal. Setelah itu payudara ditekan dengan menggunakan 3 jari tengah yang dirapatkan dan mulai gerakan dari atas ke bawah, melingkar searah jarum jam, kemudian rasakan apakah ada benjolan. Setelah itu, payudara ditekan kembali ke arah puting dan dilihat apakah ada cairan yang keluar.

Setelah posisi berdiri, selanjutnya posisi berbaring mendatar dengan meletakkan bantal/handuk di bawah bahu, tangan kanan diletakkan di belakang kepala kemudian payudara sebelah kanan ditekan menggunakan tangan kiri dengan gerakan yang sama seperti sebelumnya. Apabila terasa benjolan di payudara, terdapat perubahan tekstur kulit payudara, kulit payudara mengeras seperti kulit jeruk, luka di bagian payudara yang tidak sembuh, terdapat cekungan atau tarikan di kulit payudara, atau keluar cairan dari puting saat melakukan SADARI, maka disarankan untuk segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

"Pencegahan utama kanker payudara dimulai dari diri sendiri. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan beraktivitas fisik teratur setiap hari, mengonsumsi buah dan sayuran, mengurangi makanan berlemak dan goreng-gorengan, tidak mengonsumsi alkohol, memberikan ASI bagi ibu yang menyusui dan dapat mengganti kontrasepsi oral dengan non hormonal setelah 2 tahun. Ingatlah bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati", jelasnya.
Bagikan:

Komentar