|
Menu Close Menu

Penyakit Jantung Mendominasi Penyebab Wafatnya Jemaah Haji di Tanah Suci

Selasa, 27 Mei 2025 | 12.00 WIB

 


JAKARTA - Memasuki hari ke-22 pelaksanaan ibadah haji 1446 Hijriah/2025 Masehi tercatat 53 orang jemaah haji Indonesia wafat di Tanah Suci. Hal itu terungkap dari data kumulatif Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Bidang Kesehatan (Siskohatkes) Kementerian Kesehatan RI hingga 23 Mei 2025, .


Dari data tersebut diketahui total 19 orang di antaranya meninggal dunia akibat serangan jantung dikarenakan penyakit jantung iskemik akut dan shock cardiogenic. Berdasarkan data yang dihimpun tersebut memperlihatkan angka yang mengkhawatirkan.


Untik itu, Kemenkes menekankan kepada para jemaah, khususnya kepada lanjut usia (lansia) dan yang memiliki komorbiditas, lebih bijak dalam menjalankan ibadah sunah.


Insiden kematian akibat penyakit jantung ini menjadi sorotan utama mengingat kondisi fisik jemaah haji yang rentan terhadap perubahan cuaca ekstrem dan aktivitas fisik yang padat selama di Tanah Suci.


Salah satu dari Tim Visitasi Kesehatan dr. Agus Sulistyawati, Sp.S saat visitasi kesehatan jemaah di Sektor 7 Daerah Kerja Makkah mengungkapkan sebagian besar jemaah yang wafat memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya dan komorbid, serta kurang mengontrol diri untuk membatasi aktivitas fisik mereka.


“Kami sangat prihatin dengan angka kematian yang terjadi. Belasan jemaah telah berpulang, dan sebagian besar disebabkan oleh penyakit jantung,” ujar dr. Sulistyawati, Sabtu (24/5/2025).


Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo mengingatkan agar para jemaah yang sakit dan yang sudah minum obat untuk diminum secara teratur. Menghindari stres dengan selalu berpikiran positif dan berzikir.


Ia juga meminta agar jemaah memeriksa kesehatan 3 kali seminggu ke petugas kesehatan untuk memastikan faktor risiko penyakit terkendali.


"Paling penting adalah dampingi jemaah dengan komorbid dan Lansia yang memiliki riwayat jantung bekerja sama dengan ketua regu dan jemaah yang sehat,” ucap Liliek.


Tujuan utama adalah meraih haji mabrur, dan itu harus dicapai dengan kondisi fisik yang prima. Oleh karena itu, imbauan tegas ini diharapkan dapat menekan angka kematin jemaah di tahun ini.

Bagikan:

Komentar