|
Menu Close Menu

TINGKATKAN NILAI TAMBAH, KEMENTAN LEPAS EKSPOR PRODUK OLAHAN

Rabu, 17 Juli 2019 | 11.28 WIB

POLICENEWS.ID Surabaya - Kementerian Pertanian diwakili Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil, melepas Rp. 2,98 M komoditas pertanian olahan asal Jawa Timur.

"Kami mendorong para eksportir agar tidak lagi mengekspor komoditas mentah ke luar negeri. Olah dahulu minimal menjadi barang setengah jadi agar komoditas pertanian tersebut memiliki nilai tambah, " ujar Jamil saat melepas ekspor di kantor Karantina Pertanian Surabaya, Selasa (16/7/2019).

Komoditas pertanian olahan yang diekspor kali ini adalah 23,52 ton singkong beku dengan nilai ekspor 320 juta tujuan Inggris; 15,12 ton porang chips senilai Rp. 365 juta tujuan Tiongkok; 302,4 ton minyak goreng beku (shortening) senilai Rp. 2 M; 5,17 ton kopi olahan senilai 229 juta tujuan Saudi Arabia dan 200 kg bakso senilai 64 juta tujuan Hongkong.

Jamil menjelaskan lima komoditas ekspor hari ini sudah mengalami proses pengolahan, sehingga memiliki daya simpan lebih lama yang berdampak pada naiknya nilai tambah komoditas tersebut  sehingga dapat tembus pasar ekspor. 

Harga porang segar di pasar menurut situs harga.web.id Rp. 4.000 per kg nya, namun setelah dilakukan proses pengolahan pengeringan porang chips memiliki nilai ekspor Rp.14.000/kg. Begitu juga dengan singkong segar yang awalnya hanya memiliki harga jual Rp. 1.750/kg, setelah diolah menjadi singkong beku, harga ekspornya meningkat menjadi Rp. 13.500/kg.

"Seperti inilah contoh terobosan ekspor yang kami harapkan, kita tidak mengekspor komoditas mentah lagi, tapi ekspor komoditas yang telah di olah tentu mendatangkan nilai tambah yang lebih tinggi," tambah Jamil.

Menurut Jamil, ini merupakan salah satu implementasi strategi percepatan ekspor yang dicanangkan Kementerian Pertanian yaitu mendorong ekspor komoditas olahan dan menambah diversifikasi komoditas. Selain strategi lainnya yaitu: meningkatkan volume ekspor dan membuka akses pasar negara baru. 

Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi menyampaikan, dari data sistem otomasi perkarantinaan, IQFAST di wilayah kerjanya, data ekspor porang chips dua tahun terakhir mengalami peningkatan. 

Tahun 2017 ada 4,3 ton ekspor porang chip senilai Rp. 61 M dan di tahun 2018 ada 5,5 ton senilai Rp. 77 M. Sementara pada semester pertama tahun 2019 sudah ekspor porang chips sudah mencapai 3,7 ton dengan nilai Rp. 51 M sudah melebihi nilai ekspor di semester pertama 2018 yang mencapai Rp. 40 M.

“Sertifikasi yang dilakukan setiap hari rata-rata mencapai 113 sertifikat dan semakin meningkat dengan dibukanya konter layanan khusus inline inspection di kantor utama Karantina Pertanian Surabaya selain di pelabuhan Tanjung Perak," tambah Musayaffak.

Barantan sebagai salah satu instrumen perdagangan internasional, lanjutnya,  bertugas untuk mengawal komoditas pertanian yang di ekspor.  Kementerian Pertanian Republik Indonesia

Bagikan:

Komentar