|
Menu Close Menu

Pembangunan 10 Bali Baru, Presiden Jokowi Sebut Beberapa Masalah Yang Harus Diselesaikan

Selasa, 16 Juli 2019 | 10.02 WIB

POLICENEWS.ID Jakarta -- Presiden Jokowi didampingi Wapres Jusuf Kalla memimpin Rapat Terbatas tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2019) sore.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengemukakan, dari pengamatan yang didapatkannya di lapangan terkait pembangunan 10 destinasi wisata Bali Baru, terdapat beberapa masalah yang harus segera diselesaikan.

“Yang pertama, memang masih ada problem pengaturan dan pengendalian tata ruang yang masih kita benahi. Terakhir kami kemarin masih ada masalah, misalnya di Sulawesi Utara, dan juga di Labuan Bajo juga ada, di Toba saya melihat juga masih ada,” kata Presiden Jokowi saat memberikan pengantar pada Rapat Terbatas tentang Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas, di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/7/2019) sore.

Yang kedua, yang berkaitan dengan akses konektivitas menuju ke kawasan destinasi wisata, Presiden  melihat infrastruktur masih banyak yang perlu dibenahi, baik berupa terminal airport, runway yang masih kurang panjang.

Kemudian juga konektivitas jalan menuju ke tujuan wisata, lokasi wisata yang akan dituju.
Dan juga yang berkaitan dengan dermaga, pelabuhan, Presiden melihat misalnya di Labuan Bajo, ini juga di Manado, ini semuanya perlu dibenahi secepat-cepatnya. 

“Saya sudah menyampaikan pada Menteri, tahun depan ini harus diselesaikan, tahun ini digarap, tahun depan diselesaikan, karena memang ada peluang besar bagi kita untuk menarik wisatawan dari mancanegara yang tentu saja kita harapkan dapat menghasilkan devisa yang sebanyak-banyaknya,” ujarnya.

Presiden memberikan contoh misalnya di Labuan Bajo yang berkaitan dengan pelabuhan, dermaga misalnya, campuran antara kargo barang dengan penumpang, dengan pelabuhan rakyatnya, dengan pinisi, kemudian nanti kalau ada cruise larinya kemana.

“Saya kira kalau ini ditata dengan baik, dan saya sampaikan jangan nanggung-nanggung ini penanganannya,” tutur Presiden seraya menambahkan agar hal ini diintegrasikan dengan pembangunan yang sudah dikerjakan sekarang sehingga nanti tahun depan semuanya bisa diselesaikan. 

Termasuk yang di Danau Toba juga akses-akses menuju tempat wisata itu betul-betul tertangani dengan baik.

Yang ketiga, Presiden Jokowi meminta agar fasilitas yang tersedia di lokasi wisata, betul-betul dicek. 

Ia minta pemerintah provinsi kemudian turun ke bawah di kabupaten dan kota untuk diajak bersama-sama membenahi.

“Urusan kecil-kecil saya kira bukan pemerintah pusat, pemerintah provinsi, kabupaten, dan kota bisa melakukan ini. Yang berkaitan dengan, misalnya penataan pedagang kaki lima, penataan resto-resto kecil kita, kemudian penyediaan toilet,” tutur Presiden seraya berharap standar untuk toilet ini minimal bintang empat sehingga betul-betul orang masuk ke wilayah wisata kita, ke destinasi wisata betul-betul diberikan sebuah pelayanan yang baik.

Yang keempat, yang berkaitan dengan sumber daya manusia, Presiden meminta agar Gubernur, Bupati, dan Wali Kota juga ikut gotong royong menangani, baik yang berkaitan dengan urusan dagang, yang berkaitan dengan hotel, yang berkaitan dengan misalnya seperti yang memiliki kapal di Labuan Bajo dan di Manado.

“Semuanya diberikan training-training, diberikan pelatihan-pelatihan sehingga mereka bisa betul-betul mampu melayani wisatawan dengan baik, dengan keramah-tamahan, dengan senyuman yang baik, dan juga pembenahan sarana dan prasarana yang ada,” tutur Presiden seraya menambahkan, ini akan memberikan dampak yang baik, baik perubahan di budaya kerja, budaya melayani, budaya kebersihan.

Yang kelima, lanjut Presiden Jokowi, yang berkaitan dengan produk-produk yang ada di situ, yang berkaitan dengan pasar, pasar seni kemudian budaya yang perlu ditampilkan.

Menurut Presiden, banyak sekali yang masih perlu dikerjakan, misalnya tarian-tarian budaya, tarian-tarian tradisi yang ada, dari sisi materialnya bagus tetapi ia meminta Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) bisa memberikan suntikan mengenai desain pakaian, mengenai kostum, dan lain-lain yang bisa diperbaiki dengan sebuah injeksi dari desainer yang baik.  

“Saya kira BEKRAF memiliki pengalaman untuk ini,” ujarnya.

Terakhir, Presiden menekankan perlunya dilakukan promosi secara besar-besaran, secara integrasi sehingga betul-betul kita mendapatkan manfaat dari mendapatkan multiplier effect yang besar dan memberikan efek pertumbuhan pada ekonomi daerah maupun ekonomi nasional.

Turut hadir dalam Ratas Pengembangan Destinasi Pariwisata Prioritas itu antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko Kemaritiman Luhut B Pandjaitan, Mensesneg Pratikno, Seskab Pramono Anung, KSP Moeldoko, Menkeu Sri Mulyani, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Selain itu, turut hadir pula Menpar Arief Yahya, Menhub Budi Karya Sumadi, Menteri ATR/Kepala BPN Sofyan Djalil, Kepala Bekraf Triawan Munaf, Kepala BKPM Thomas Lembong, Gubernur NTB Zulkifliemansyah, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan eselon satu di lembaga kepresidenan.
Bagikan:

Komentar