|
Menu Close Menu

Satgas PRC PB Divif 3 Kostrad Bangun Masjid Darurat Untuk Korban Bencana Sulteng

Sabtu, 13 Oktober 2018 | 19.53 WIB

bacaPOL.com Palu - Satuan Tugas PRC PB  Yonif PR 433/JS, Divif 3/ Kostad bersama masyarakat bangun Masjid Darurat dan MCK di wilayah Perumnas Balaroa Kecamatan Palu Barat, Sabtu (13/10/18).

Satgas PB Divif 3 Kostrad mengirimkan tim untuk membangun masjid darurat serbaguna untuk membantu korban bencana melaksanakan ibadah di wilayah Perumnas Balaroa.

Dansatgas PRC PB Divif 3 Kostrad Kolonel Inf Josep Tanada Sidabutar mengatakan bahwa  infrastruktur dan fasilitas umum di Palu banyak yang hancur dan porak poranda akibat bencana gempa bumi dan Tsunami yang terjadi di daerah itu, termasuk masjid.
"Kondisi yang dialami para korban bencana gempa bumi dan Tsunami di Palu memang sangat memprihatinkan karena mereka harus memulai dari nol lagi dengan hancurnya rumah-rumah mereka," ungkapnya

Ia berharap keberadaan masjid darurat serbaguna  yang sedang dibangun ini, selain untuk tempat Ibadah, bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh para korban bencana alam di Perumnas Balaroa, termasuk untuk sarana pemulihan spiritual dan psikologis.

"Masyarakat dan Personel Yonif PR 433/JS saling bahu membahu membersihkan lokasi yang akan di dibangun mesjid  darurat oleh Satgas PB Divif 3 Kostrad," Terangnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masjid darurat ini dibangun dengan materialnya sederhana, yaitu menggunakan kayu, bambu dan terpal. 
"Masjid darurat ini bisa menampung ratusan jamaah agar warga yang menjadi korban gempa tetap bisa menjalankan kewajibannya di tengah kondisi bencana," harapnya.

Sementara di tempat yang berbeda Satgas PB Divif 3 Kostrad juga mengirimkan Tim untuk pembuatan MCK di daerah pengungsiah wilayah perumnas Bolaroa.

Selain masalah logistik, tenda, dan obat-obatan persoalan mandi cuci kakus (MCK) juga menjadi masalah bagi para pengungsi korban gempa bumi dan tsunami di Palu dan sekitarnya. Sebab urusan MCK yang tidak baik sangat berpotensi menimbulkan berbagai penyakit seperti diare dan penyakit kulit.

 “Banyaknya pengungsi yang tinggal di tenda darurat tersebut membuat warga rentan akan wabah penyakit yang mengancam kesehatan,” 
Tutupnya. (Zik)
Bagikan:

Komentar