|
Menu Close Menu

Alami Kejang Perut Saat Berenang, Siswa SMP Asal Sidoarjo Meninggal Dunia

Minggu, 30 September 2018 | 13.20 WIB

bacaPOL.com Sidoarjo - Seorang pelajar SMP bernama Ikhsan Wahyudi (13), warga Jl Diponegoro No 94  Kelurahan Lemah Putro, Kecamatan/Kabupaten Sidoarjo, meregang nyawa saat saat latihan renang di Kolam Renang Sendang Delta, area GOR Sidoarjo, Sabtu (29/9/2018). 

Saat diangkat oleh 3 orang penolong dari kolam renang, korban dilakukan pertolongan pertama dan jantung korban masih berdetak. Namun, saat dilarikan  ke RS Delta Surya Sidoarjo, dalam perjalanan, korban menghembuskan nafas terakhirnya. 

Informasi yang dihimpun menyebutkan, korban datang ke Kolam Renang Sendang GOR Sidoarjo, dengan diantar oleh ibunya, Suersi Handayani. Di kolam dengan kedalaman 2,20 meter, korban latihan renang dan pernapasan.

Suersi, ibu korban saat itu mengawasi atau menjaga korban dari atas tribun sejarak sekitar 5 meter. Sambil mengawasi, sekilas Suersi membuka tas dan mencari HP di dalamnya.

Usai menemukan HP dan melihat kearah korban, sang anak tidak ada di permukaan air. Untuk memastikan, Suersi mendekat ke lokasi. Dia melihat ke arah korban mencebur dan latihan renang. Suersi sempat mengelilingi kolam dan mencari korban, namun tidak ketemu.

Suersi histeris dan langsung minta tolong kepada pengunjung lainnya. Korban diangkat oleh 3 orang penolong. Setelah itu diangkat ke atas daratan lantai kolam. Akan tetapi korban sudah tak berdaya.

"Korban sempat diberikan pertolongan pertama saat berhasil diangkat. Korban kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk perawatan medis. Namun menghembuskan nafas terakhir saat perjalanan," kata Kanit Reskrim Polsek Kota Sidoarjo Iptu Sukarno.

Dalam kasus ini, pihak orang tua korban juga sebelumnya sudah melapor ke Polsek Kota Sidoarjo. Berdasarkan keterangan medis korban diduga mengalami kejang perut saat berenang, karena korban saat meninggal mengeluarkan kotoran dari duburnya.

"Tidak diketemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Pihak keluarga minta tidak dilakukan otopsi. Bahkan menerima kejadian tersebut sebagai musibah," pungkas Sukarno.
Bagikan:

Komentar